Dairi.WahanaNews.co, Sidikalang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, Sumatera Utara, telah melaksanakan kick of Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) pada 3 September 2024.
Kabupaten Dairi menjadi salah satu lokus pendampingan USAID Momentum dalam kegiatan ILP tersebut. Pemkab Dairi optimis program ILP dapat mempercepat upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan juga stunting di Kabupaten Dairi.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Keterangan Diskominfo Dairi, hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Dairi Surung Charles Lamhot Bantjin, saat pembukaan mentoring rumah sakit dan puskesmas dalam rangka penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Dairi, di aula RSUD Sidikalang, Senin (21/10/2024).
Dikatakan, AKI dan AKB adalah salah satu indikator derajat kesehatan negara. Disebut demikian karena AKI dan AKB menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan.
Tingginya AKI/AKB dan lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat mendesak untuk ditingkatkan, baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
"Dilihat dari data, AKI dan AKB di Indonesia telah mencapai target RPJMN 2024, yaitu 183 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan 16 per 1.000 KH. Dan di Kabupaten Dairi, berdasarkan data 3 tahun terakhir terdapat 7 kasus kematian ibu pada tahun 2022. Pada tahun 2023 terdapat 2 kasus kematian ibu dan tahun 2024 hingga saat ini sudah tercatat 4 kasus kematian ibu, 3 diantaranya disebabkan oleh kasus langsung obstetri," papar Charles.
Selain itu, terdapat 23 kasus kematian bayi baru lahir sampai dengan September 2024. Hal ini tentunya menjadi beban bagi Pemkab Dairi dan memerlukan perhatian serta tindakan yang serius.
Selanjutnya dikatakan Surung, dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk menekan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Dairi.
"Keterlibatan berbagai pihak tentunya sangatlah penting demi mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir. Kematian karena persalinan semestinya tidak boleh terjadi, karena persalinan bukanlah penyakit, terutama dalam penanganan persalinan dengan kondisi gawat darurat," katanya.
Selanjutnya, tim mentor dari RSUP H Adam Malik, dr. David Luther Lubis, SKM, M.Ked (OG), Sp.OG (K) menyampaikan upaya pencegahan kematian ibu dan bayi melalui Integrasi Layanan Primer (ILP) adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
Dikatakan, beberapa inisiatif yang dapat dilakukan dalam pencegahan kematian ibu dan bayi yaitu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Artinya, melatih tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan ibu dan bayi baru lahir yang optimal, baik dalam situasi rutin maupun darurat.
Selanjutnya, kualitas data kesehatan, meningkatkan kualitas dan penggunaan data kesehatan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Kemudian, jejaring rujukan. Artinya, memperkuat jejaring rujukan untuk memastikan layanan kesehatan yang tepat waktu dan efektif.
Selanjutnya, keterlibatan masyarakat, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perawatan ini dan bayi baru lahir dan terahir, kolaborasi sektor publik dan swasta yaitu mengintegrasikan layanan kesehatan dari sektor publik dan swasta untuk meningkatkan kesinambungan dan efisiensi layanan.
[Redaktur: Robert Panggabean]