SidikalangNews.id | Polda DIY mengungkap kasus pembunuhan sadis dua mahasiswa di perempatan Selokan Mataram Seturan, Sleman. Satu orang pelaku berinisial YF ditangkap peristiwa berdarah tersebut berhasil ditangkap.
Kasus pembunuhan ini mengakibatkan David Siallagan (22) putra mantan Ketua PWI Pematangsiantar, Timbul P. Siallagan tewas. Selain itu, aksi brutal pelaku mengakibatkan rekan David Siallagan berinisial TIP warga Bangka Belitung juga tewas ditusuk di perempatan Selokan Mataram pada Minggu (8/5/2022) dini hari.
Baca Juga:
Penipuan Pembangunan Apartemen 100 Miliar: Pasutri Jadi Buronan Polda DIY
Korban David Siallagan, merupakan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta jurusan etnomusikologi tewas dibunuh dengan sejumlah luka tusuk di bagian tubuhnya. Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yulianto terdiri tim gabungan Jatransat Polda dan polres Sleman berhasil mengamankan pelaku Senin (9/5/2022) sekitar jam 15.00 WIB di Babarsari.
Pelaku kemudian dibawa ke Polda DIY dan dilakukan pemeriksaan. Sehingga dalam waktu kurang lebih 36 jam Tim Gabungan berhasil mengamankan pelaku. "Pelaku kami amankan di Babarsari, tempatnya singgah," papar dia, Selasa (10/5/2022).
Yuli menandaskan, peristiwa ini tidak ada unsur kesukuan meski korban berasal dari luar pulau. Peristiwa ini terjadi karena spontan bertemu di jalan. Berdasarkan pemeriksaan yang mereka lakukan, pelaku selama ini tidak memiliki pekerjaan dan tinggalnya selalu berpindah-pindah. Dan di Babarsari merupakan salah satu tempat persinggahannya.
Baca Juga:
Polda DIY Bentuk Tim Hoaks untuk Pemilu 2024
"Dia tinggal berpindah-pindah," paparnya.
Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Ade Ary Syam Indardi SIK menuturkan peristiwa tersebut terjadi hari Minggu (9/5/2022) dini hari sekira pukul 00.30 WIB.
Peristiwa tersebut bermula saat kedua korban beserta 4 orang lainnya menggunakan 3 kendaraan roda 2 melaju dari arah barat ke timur menyusuri selokan Mataram.
Rombongan korban bertemu dengan rombongan pelaku yang berjumlah sekira 2-5 orang di perempatan Selokan Mataram. Saat itu kelompok pelaku berjalan dari selatan ingin melintas perempatan ke arah utara dan kelompok korban berjalan dari barat hendak ke jalan timur.
"Mereka kemudian terlibat cekcok karena tidak ada yang bersedia mengalah," papar dia.
Setelah melewati perempatan, beberapa meter kemudian kedua kelompok berhenti. Kelompok pelaku kemudian menantang kelompok korban. Selanjutnya kelompok korban lantas meladeni tantangan tersebut dengan berbalik arah dan mendatangi kelompok pelaku.
Setelah itu kembali terjadi saling cekcok dan bahkan sempat saling tendang. Kemudian terjadi aksi saling kejar sehingga terjadi di aksi penusukan yang berakhir dengan pembunuhan tersebut.
"Untuk sementara yang melakukan adalah YF, yang berhasil kami amankan ini. Itu berdasarkan keterangan empat orang saksi, rekan korban semuanya," tandasnya. Ade menambahkan, berdasarkan keterangan pelaku, dia berasal dari Indonesia Timur. Namun sampai sekarang pelaku belum bisa menunjukkan KTP.[zbr]