Diharapkan, melalui pelatihan itu akan hadir motif-motif baru ulos tenun Silahisabungan yang tidak hanya digunakan sebagai perlengkapan budaya, namun juga untuk fashion.
Senada, Ketua Dekranasda, Ny Romy Mariani Eddy Berutu menyampaikan, pelestarian ulos bukan hanya pada hasil produknya. Namun regenerasi petenun juga sangat diperlukan agar hasil produk tenun pun semakin variatif.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
"Kita ingin melestarikan ulos Silalahi. Banyak partonun kita sudah tua. Keberadaan partonun dalam membuat motif baru pun sangat terbatas. Kami Dekranasda meminta pada Pemkab untuk melatih, agar makin banyak petenun pengganti dengan berbagai motif," ujarnya.
Romy menjelaskan bahwa Dekranasda juga memperkenalkan tenun ulos melalui berbagai pameran sebagai upaya pelestarian, seperti pada pameran Inacraft di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sementara Merdi Sihombing mengatakan, peran pengganti dalam tenun sangat penting, agar motif yang bervariasi bisa dihasilkan. Disamping itu, peran pemerintah memberi perhatian dari hulu hingga hilirnya, juga sangat penting.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Dari hulu hingga hilir harus diperhatikan, termasuk ekosistemnya, atraksi dan display produknya.
"Kita harus bangga jadi warga negara Indonesia, yang memiliki keunikan yang bisa dibandingkan, yaitu budayanya," kata Merdi. [gbe]