SidikalangNews.id | Para petani di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) kini menggunakan pupuk organik menyusul langkanya peredaran pupuk kimia subsidi.
Pupuk organik juga dinilai menjadi solusi terbaik mengingat mahalnya harga pupuk kimia non subsidi.
Baca Juga:
Gerakkan Tani Pro Organik: Meningkatkan Hasil Panen dan Mengurangi Ketergantungan Petani di Kalbar
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA), Duat Sihombing. Para petani menggunakan kompos dari kotoran ternak ditambah dengan jerami sisa panen padi.
"Mereka punya konsep pertanian sinur napinahan gabe na niuka, horas jolma atau pertanian yang terintegrasi antara pertanian dan peternakan. Artinya, setiap petani punya ternak sebagai sumber pupuk dari kotoran ternak yang mereka pelihara. Jadi, sebenarnya kita memiliki potensi baik tanaman atau dedaunan dan kotoran ternak yang bisa diolah sebagai pupuk alternatif," ungkap Duat, Minggu (22/5/2022).
Diketahui, saat ini pupuk subsidi jumlahnya terbatas. Tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 ini hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Di sisi lain, harga pupuk non subsidi juga dirasa mahal.
Baca Juga:
Petani di Bojonegoro Mulai Beralih Pupuk Organik
Akibatnya, akan menambah pengeluaran produksi bagi petani. Kondisi ini, kata Duat, membuat para petani untuk mencari alternatif lain, seperti menggunakan pupuk organik.
Lanjut Duat, ketergantungan terhadap pupuk subsidi atau kimia sebenarnya bisa dikurangi, asalkan pupuk organik harus mulai menjadi pilihan utama. Menurut Duat, peran dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal penggunaan pupuk organik.
"Ini untuk mendorong konsep pertanian karena memang dibutuhkan infrastruktur berupa teknologi tepat guna, seperti mesin pencacah rumput misalnya untuk memudahkan pembuatan pupuk organik dan pestisida," kata Duat.