Eddy menambahkan, pada saat krisis, dunia berubah, banyak perusahaan yang besar pada masanya tak mampu bertahan.
"Yang bertahanpun bukan yang besar dan kuat, seperti nokia atau seperti negara yang berkuasa, namun perusahaan dan negara yang adaptif dan cepatlah yang survive. UMKM itu lebih leluasa bergerak. Perubahan zaman saat ini sedang menuju pada UMKM yang seperti bapak ibu lakukan. Jadi tetap semangat," katanya.
Baca Juga:
Damkar Bogor Selamatkan Kucing yang Terjebak 5 Hari di Plafon
Sementara Malum boru Kudadiri, salah satu peserta pelatihan, juga pengurus Pokdarwis Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo, menyampaikan keluh kesah usaha pariwisata saat diterpa pandemi 2 tahun terakhir.
Dikatakan, hal tersebut membuat ia dan rekannya harus memutar otak memberdayakan segala sesuatu untuk menghidupi keluarga.
"Dua tahun usaha di TWI nyaris tanpa pengunjung pak. Kami mesti memutar otak untuk membuat usaha apa saja agar roda ekonomi kami tetap berputar," katanya.
Baca Juga:
Okupansi Capai 45 Persen, 441.675 Tiket Kereta Api Lebaran Terjual
Kondisi itu, kata Malum, menjadi salah satu alasan ia dan rekannya membentuk Pokdarwis, yang memberdayakan seluruh anggota mengolah usaha keripik ubi sebagai usaha pendukung.
Malum berharap pemerintah senantiasa melakukan perannya dalam pendampingan agar usaha masyarakat tetap berjalan.
Hadir dalam kegiatan itu, Kadis Perindagkop, mewakili Kadis Perijinan, Pimpinan cabang Bank BNI 46 Sidikalang, Kepala KP2KP, Bank Sumut. [gbe]