“Kita juga telah membuat buku pertama tentang ulos Silalahi, ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Silalahi punya ulos. Kita akan gali antropologi dan budayanya,” kata Eddy Berutu.
Disebutkannya, Pemkab Dairi sangat mendukung apa yang diinginkan masyarakat di kawasan Tao Silalahi (Danau Toba) khususnya kegiatan adat dan budaya, seperti yang dilaksanakan saat ini. Semoga keinginan dan doa yang telah dipanjatkan tadi dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga:
Tiga Pelaku Perusakan di Silalahi Dairi Divonis 6 Bulan Penjara
Dengan adanya Danau Toba, membuat Silahisabungan masuk dalam kawasan Geopark Toba Geosite bagian dari Kaldera Toba sebagai Unesco Global Geopark.
“Jadi, kita bangga karena Silahisabungan menjadi perhatian dunia. Apalagi kita punya adat dan budaya yang diwariskan para leluhur kita yang masih tetap terpelihara sampai sekarang,” ucap Eddy Berutu.
Sementara itu Raja Bius I, Libertus Pintu Batu saat diminta tanggapannya terkait kegiatan itu mengatakan, doa dan ritual yang dilakukan masyarakat Silahisabungan secara turun temurun ini untuk meminta agar hasil panen pertanian khususnya bawang merah dan perikanan dari danau melimpah.
Baca Juga:
Banjir Terjang Silalahi Dairi, Warga Diminta Waspada
“Kita meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar hasil panen melimpah dan warga dijauhkan dari segala penyakit dan mara bahaya,” kata Raja Bius I, Libertus Pintu Batu.
Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak jaman dulu oleh para leluhur.
Dalam ritual ini juga dilakukan acara Manguras Horbo atau memberkati kerbau yang akan disembelih agar orang yang memakannya sehat-sehat.